Momen Penting Persib di LSI 2008-2009‎

01.34 Edit This 0 Comments »

Persib Bandung pada Liga Super Indonesia (LSI) musim ini berhasil menempati posisi 3 di ‎klasemen akhir. Ada beberapa kejadian yang dianggap penting, mengiringi ‎perjuangan dan kerja keras anak-anak Maung Bandung musim ini. Inilah momen-momen yang mengiringi perjalanan Persib dan bobotohnya di musim ‎ini.

1. Pergerakan Transfer yang Impresif dan Efektif
Manajemen Persib melakukan transfer yang sangat efektif. Di posisi pelatih kepala, ‎Persib mengontrak Jaya Hartono yang sebelumnya cukup sukses menangani Deltras. Di barisan pemain, Persib mendapatkan Hilton Moreira, Hariono, Atep, Siswanto, ‎Airlangga, Maman, dll, yang membuat permainan Persib cukup ditakuti lawan.‎ ‎Jaya Hartono juga melakukan regenerasi di tim Persib dengan merekrut tiga pemain junior Persib, Wildansyah, Irwan, dan Chandra Yusuf.

2. Kemenangan di Partai Pertama LSI‎
Persib melewati partai pertama LSI dengan gemilang. 5 gol ‎berhasil dibuat anak-anak Maung Bandung di partai pembuka ke gawang Persela Lamongan. ‎Kedudukan berakhir 5-2 buat Persib.‎

3. Kalah dari Persija
Pada partai kedua, Persib takluk dari Persija Jakarta 2-3 di Bandung. Pada saat itu, ‎terjadi kerusuhan di dalam stadion, yang mengakibatkan bobotoh Persib dihukum ‎tidak boleh memakai atribut ketika menyaksikan Persib di stadion.

4. Menang Melawan Persik di Solo
Panpel pertandingan Persib tidak memperoleh ijin untuk menggelar pertandingan di ‎Siliwangi. Akibatnya Persib harus menggelar pertandingan di luar Jawa Barat dan ‎kota Solo dipilih sebagai kandang Persib untuk partai tersebut. Dan saat itu juga, ‎Persib baru menjalani pertandingan di Papua. Pada pertandingan ini, Persib ‎mengalahkan Persik 3-1 lewat 2 gol Bastos dan Zaenal Arif.‎‎

5. Shock Therapy dari Kepolisian
Pertandingan kandang Persib melawan Persitara tidak boleh disaksikan oleh ‎penonton. Hal ini menjadi semacam peringatan kepada bobotoh, bahwa kepolisian ‎sungguh-sungguh ingin menciptakan sepakbola dengan atmosfir yang aman di kota ‎Bandung. Maka pertandingn melawan Persitara tanggal 16 Agustus 2008 digelar ‎tanpa penonton di stadion Siliwangi.‎

6. Pindah ke Jalak Harupat
Kepolisian Kota Bandung tidak lagi mengeluarkan ijin pertandingan bagi Persib di ‎Siliwangi. Pertandingan home Persib Bandung di Jalak Harupat dimulai ketika ‎menghadapi PSIS Semarang pada hari senin tanggal 22 September 2008. Pada ‎pertandingan tersebut Persib menang 3-1 lewat gol Moreira, Cabanas, dan Bastos

7. Eka Ramdani Menjadi Kapten Tim Persib
Setelah jabatan kapten berganti-ganti dati lengan Suwita, Nova, Maman, dan Hilton, akhirnya Jaya Hartono menugaskan Eka sebagai kapten tetap bagi Persib. Hal ini membawa Persib bermain lebih stabil dan fokus.

8. Kehilangan Poin Krusial di Putaran I‎
Kehilangan poin yang cukup penting terjadi ketika Persib ditahan oleh 2 tim lemah, ‎PSMS Medan dan Persijap Jepara. Persib ditahan imbang PSMS Medan 1-1 di ‎Semarang, pada hari Sabtu 13 September 2008. Kemudian pada tanggal 30 Oktober ‎‎2008, giliran Persijap Jepara menahan imbang Persib di Soreang 0-0.‎

9. el Loco Merapat‎
Berita mengejutkan hadir ketika top skor sementara Christian Gonzales berhasil ‎didatangkan dari Kediri dengan status pemain pinjaman. Persik sendiri sedang ‎mengalami masalah keuangan dan Gonzales juga menerima pengurangan hukuman, ‎sehingga dapat kembali tampil di LSI. Akibat kedatangan el Loco, penyerang Persib ‎asal Brazil lainnya, Fabio Lopes, dipinjamkan ke Persija Jakarta.

10. Ditahan Persipura dan PSM‎
Persib Bandung melakukan start yang kurang baik di putaran kedua. 2 pertandingan ‎awal berakhir imbang. Pada pertandingan pertama, Persib ditahan imbang Persipura ‎‎1-1. el Loco menyumbangkan gol pada debut penampilannya di Bandung. Pada ‎pertandingan kedua, Persib ditahan imbang PSM Makassar 0-0. ‎ Kedua hasil imbang tersebut membuat langkah Persib tersendat mendekati puncak ‎klasemen.

11. Menunggu Kepastian Jadwal
Digelarnya Pemilu sempat menganggu jadwal kompetisi bagi semua tim kecuali Persipura dan Persiwa. Persib sendiri kebagian akibatnya dan harus menunda beberapa pertandingan. Hal tersebut cukup menganggu konsentrasi hampir semua peserta LSI.

12. Persipura Memastikan Gelar‎
Kekalahan Persib dari Persik Kediri 2-1 pada tanggal 16 Mei 2009 menahan langkah ‎Persib untuk menyusul Persipura di puncak klasemen. Dan esok harinya, kemenangan ‎Persipura atas Persija Jakarta mengantarkan tim Mutiara hitam tersebut menjadi juara ‎LSI 2008-2009. ‎ ‎

13. Kalah dari Persitara‎
Tanggal 2 Juni 2009, Persib harus menerima kekalahan menyakitkan dari Persitara. ‎Beberapa kali mendapat keputusan yang tidak adil dari sang Pengadil, anak-anak ‎Maung Bandung menyerah 4-1. ‎ Kekalahn tersebut berimbas pada pertandingan selanjutnya di Lamongan. Persib ‎dihajar 2 gol Dicky Firasat dan kalah 2-0.

‎14. Kemenangan atas Persija Persib berhasil menuntaskan musim ini dengan kemenangan atas tim tuan rumah ‎Macan Kemayoran Persija Jakarta di Malang. 2 gol yang dicetak Airlangga dan el ‎Loco, mengantarkan Persija ke urutan 7 klasemen akhir LSI 2007. ‎ Namun kemenangan ini tak mampu mendongkrak Persib menjadi runner up LSI, ‎karena kalah selisih gol dari Persiwa Wamena. ‎ Gol yang dicetak el Loco menjadikannya top skor bersama LSI bersama Boaz Solossa ‎dengan jumlah 28 gol.

Stadion dan Mess Persib

01.00 Edit This 0 Comments »


Hingga saat ini, Persib masih menggunakan Stadion Siliwangi untuk memainkan laga kandangnya. Stadion ini lolos bersyarat sertifikasi BLI sehingga layak untuk digunakan di kompetisi Liga Super Indonesia. Kapasitas Stadion yang hanya 20.000 ini membuat seringnya terjadi pembludakan penonton, seperti ketika Persib menjamu Selangor FC dalam sebuah pertandingan persahabatan, juga ketika Persib menjamu Persema Malang di Divisi Utama tahun 2007.

Karena itulah, ada rencana pembangunan stadion baru di kawasan Gedebage. Stadion yang peletakan batu pertamanya dilakukan pada awal 2008 ini direncanakan selesai sekitar tahun 2010. Stadion ini direncanakan untuk menjadi home-base Persib dan untuk menyelenggarakan SEA Games tahun 2011 nanti. Stadion ini juga direncanakan untuk digunakan pada Porprov Jawa Barat 2010.

Sedangkan untuk lapangan latihan, Persib menggunakan Stadion Persib di Jl. Ahmad Yani. Stadion yang dulunya dikenal dengan nama Stadion Sidolig ini direnovasi sejak tahun lalu. Kini di stadion tersebut terdapat lapangan latihan dengan rumput baru dan trek berlari serta di sampingnya terdapat mess untuk tempat tinggal para pemain dan staff Persib serta untuk kantor. Pada pertengahan bulan Juli diadakan rencana renovasi tahap kedua, yaitu merenovasi bagian depan stadion yang sekarang ini hanya merupakan ruko-ruko tempat menjual kaos persib dll. Rencana ini menimbulkan kerisauan bagi para pedagang di sekitar Stadion Persib karena mereka tidak akan mendapat penghasilan jika diwajibkan mengosongkan lahan bisnis mereka.

Sejak diresmikan, mess persib sudah beberapa kali mendapatkan masalah. Atap ruang VIP di mess pernah bocor and ambruk akibat pipa air yang bocor. Belum lagi masalah rumput lapangan yang mengering karena terlalu sering dipakai. Akhir-akhir ini atap mess juga bocor akibat musim hujan, sehingga menyebabkan licinnya lantai dan terganggunya aktivitas. Letak Stadion Persib yang berada di Jl. Ahmad Yani yang merupakan pusat keramaian juga membuat istirahat para pemain terganggu dan mudahnya para bobotoh untuk masuk ke dalam stadion.

History Of Persib

00.45 Edit This 0 Comments »

Sebelum bernama Persib, di Kota Bandung berdiri Bandoeng Inlandsche Voetbal Bond (BIVB) pada sekitar tahun 1923. BIVB ini merupakan salah satu organisasi perjuangan kaum nasionalis pada masa itu. Tercatat sebagai Ketua Umum BIVB adalah Mr. Syamsudin yang kemudian diteruskan oleh putra pejuang wanita Dewi Sartika, yakni R. Atot.

Atot ini pulalah yang tercatat sebagai Komisaris daerah Jawa Barat yang pertama. BIVB memanfaatkan lapangan Tegallega di depan tribun pacuan kuda. Tim BIVB ini beberapa kali mengadakan pertandingan diluar kota seperti Yogyakarta dan Jatinegara Jakarta.

Pada tanggal 19 April 1930, BIVB bersama dengan VIJ Jakarta, SIVB (Persebaya), MIVB (sekarang PPSM Magelang), MVB (PSM Madiun), VVB (Persis Solo), PSM (PSIM Yogyakarta) turut membidani kelahiran PSSI dalam pertemuan yang diadakan di Societeit Hadiprojo Yogyakarta. BIVB dalam pertemuan tersebut diwakili oleh Mr. Syamsuddin. Setahun kemudian kompetisi tahunan antar kota/perserikatan diselenggarakan. BIVB berhasil masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1933 meski kalah dari VIJ Jakarta.

BIVB kemudian menghilang dan muncul dua perkumpulan lain yang juga diwarnai nasionalisme Indonesia yakni Persatuan Sepak bola Indonesia Bandung (PSIB) dan National Voetball Bond (NVB). Pada tanggal 14 Maret 1933, kedua perkumpulan itu sepakat melakukan fusi dan lahirlah perkumpulan yang bernama Persib yang kemudian memilih Anwar St. Pamoentjak sebagai Ketua Umum. Klub- klub yang bergabung kedalam Persib adalah SIAP, Soenda, Singgalang, Diana, Matahari, OVU, RAN, HBOM, JOP, MALTA, dan Merapi.

Republika:The Dream Team

Persib kembali masuk final kompetisi perserikatan pada tahun 1934, dan kembali kalah dari VIJ Jakarta. Dua tahun kemudian Persib kembali masuk final dan menderita kekalahan dari Persis Solo. Baru pada tahun 1937, Persib berhasil menjadi juara kompetisi setelah di final membalas kekalahan atas Persis.

Di Bandung pada masa itu juga sudah berdiri perkumpulan sepak bola yang dimotori oleh orang- orang Belanda yakni Voetbal Bond Bandung & Omstreken (VBBO). Perkumpulan ini kerap memandang rendah Persib. Seolah- olah Persib merupakan perkumpulan "kelas dua". VBBO sering mengejek Persib. Maklumlah pertandingan- pertandingan yang dilangsungkan oleh Persib dilakukan di pinggiran Bandung—ketika itu—seperti Tegallega dan Ciroyom. Masyarakat pun ketika itu lebih suka menyaksikan pertandingan yang digelar VBBO. Lokasi pertandingan memang didalam Kota Bandung dan tentu dianggap lebih bergengsi, yaitu dua lapangan di pusat kota, UNI dan SIDOLIG.

Persib memenangkan "perang dingin" dan menjadi perkumpulan sepak bola satu-satunya bagi masyarakat Bandung dan sekitarnya. Klub-klub yang tadinya bernaung dibawah VBBO seperti UNI dan SIDOLIG pun bergabung dengan Persib. Bahkan VBBO (sempat berganti menjadi PSBS sebagai suatu strategi) kemudian menyerahkan pula lapangan yang biasa mereka pergunakan untuk bertanding yakni Lapangan UNI, Lapangan SIDOLIG (kini Stadion Persib), dan Lapangan SPARTA (kini Stadion Siliwangi). Situasi ini tentu saja mengukuhkan eksistensi Persib di Bandung.

Ketika Indonesia jatuh ke tangan Jepang. Kegiatan persepak bolaan yang dinaungi organisasi lam dihentikan dan organisasinya dibredel. Hal ini tidak hanya terjadi di Bandung melainkan juga di seluruh tanah air. Dengan sendirinya Persib mengalami masa vakum. Apalagi Pemerintah Kolonial Jepang pun mendirikan perkumpulan baru yang menaungi kegiatan olahraga ketika itu yakni Rengo Tai Iku Kai.

Tapi sebagai organisasi bernapaskan perjuangan, Persib tidak takluk begitu saja pada keinginan Jepang. Memang nama Persib secara resmi berganti dengan nama yang berbahasa Jepang tadi. Tapi semangat juang, tujuan dan misi Persib sebagai sarana perjuangan tidak berubah sedikitpun.

Pada masa Revolusi Fisik, setelah Indonesia merdeka, Persib kembali menunjukkan eksistensinya. Situasi dan kondisi saat itu memaksa Persib untuk tidak hanya eksis di Bandung. Melainkan tersebar di berbagai kota, sehingga ada Persib di Tasikmalaya, Persib di Sumedang, dan Persib di Yogyakarta. Pada masa itu prajurit-prajurit Siliwangi hijrah ke ibukota perjuangan Yogyakarta.

Baru tahun 1948 Persib kembali berdiri di Bandung, kota kelahiran yang kemudian membesarkannya. Rongrongan Belanda kembali datang, VBBO diupayakan hidup lagi oleh Belanda (NICA) meski dengan nama yang berbahasa Indonesia Persib sebagai bagian dari kekuatan perjuangan nasional tentu saja dengan sekuat tenaga berusaha menggagalkan upaya tersebut. Pada masa pendudukan NICA tersebut, Persib didirikan kembali atas usaha antara lain, dokter Musa, Munadi, H. Alexa, Rd. Sugeng dengan Ketua Munadi.

Perjuangan Persib rupanya berhasil, sehingga di Bandung hanya ada satu perkumpulan sepak bola yakni Persib yang dilandasi semangat nasionalisme. Untuk kepentingan pengelolaan organisasi, decade 1950-an ini pun mencatat kejadian penting. Pada periode 1953-1957 itulah Persib mengakhiri masa pindah-pindah sekretariat. Walikota Bandung saat itu R. Enoch, membangun Sekretariat Persib di Cilentah. Sebelum akhirnya atas upaya R. Soendoro, Persib berhasil memiliki sekretariat Persib yang sampai sekarang berada di Jalan Gurame.

Pada masa itu, reputasi Persib sebagai salah satu jawara kompetisi perserikatan mulai dibangun. Selama kompetisi perserikatan, Persib tercatat pernah menjadi juara sebanyak empat kali yaitu pada tahun 1961, 1986, 1990, dan pada kompetisi terakhir pada tahun 1994. Selain itu Persib berhasil menjadi tim peringkat kedua pada tahun 1950, 1959, 1966, 1983, dan 1985.

Keperkasaan tim Persib yang dikomandoi Robby Darwis pada kompetisi perserikatan terakhir terus berlanjut dengan keberhasilan mereka merengkuh juara Liga Indonesia pertama pada tahun 1995. Persib yang saat itu tidak diperkuat pemain asing berhasil menembus dominasi tim tim eks galatama yang merajai babak penyisihan dan menempatkan tujuh tim di babak delapan besar. Persib akhirnya tampil menjadi juara setelah mengalahkan Petrokimia Putra melalui gol yang diciptakan oleh Sutiono Lamso pada menit ke-76. Persib juga pernah menjamu klub-klub dunia seperti AC Milan

Sayangnya setelah juara, prestasi Persib cenderung menurun. Puncaknya terjadi saat mereka hampir saja terdegradasi ke Divisi I pada tahun 2003. Beruntung, melalui drama babak playoff, tim berkostum biru-biru ini berhasil bertahan di Divisi Utama.

Sebagai tim yang dikenal tangguh, Persib juga dikenal sebagai klub yang sering menjadi penyumbang pemain ke tim nasional baik yunior maupun senior. Sederet nama seperti Risnandar Soendoro, Nandar Iskandar, Adeng Hudaya, Heri Kiswanto, Adjat Sudradjat, Yusuf Bachtiar, Dadang Kurnia, Robby Darwis, Budiman, Nuralim, Yaris Riyadi hingga generasi Erik Setiawan merupakan sebagian pemain timnas hasil binaan Persib.


http://upload.wikimedia.org/wikipedia/id/thumb/0/0c/Pialapersija.jpg/180px-Pialapersija.jpg